POLA KOMUNIKASI MAHASISWA PERANTAUAN DI KOTA BANDUNG MENGHADAPI CULTURE SHOCK (Deskriptif Kualitatif Pada Mahasiswa Etnis Minangkabau Di Telkom University Bandung)

BUDIMAN, MUHAMAD LUTHFI (2020) POLA KOMUNIKASI MAHASISWA PERANTAUAN DI KOTA BANDUNG MENGHADAPI CULTURE SHOCK (Deskriptif Kualitatif Pada Mahasiswa Etnis Minangkabau Di Telkom University Bandung). Skripsi thesis, UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP BANDUNG.

	Text COVER.pdf Download (674kB)
	Text PENGESAHAN & PERNYTAAN.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (650kB)
	Text DAFTAR ISI.pdf Download (506kB)
	Text KATA PENGANTAR.pdf Download (644kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA).pdf Download (644kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Download (644kB)

Abstract

Culture shock adalah banyaknya tuntutan penyesuaian yang dialami individu pada level kognitif, perilaku, emosional, social, dan filosogis ketika mereka ditempatkan di budaya yang berbeda. Culture shock menjadi kendala utama bagi mahasiswa perantauan dari Sumatera Barat. Culture shock yang dialami oleh perantau etnis Minangkabau adalah mengenai bahasa, tidak biasanya dengan suasana baru pada tempat yang baru, dialek, dan detail-detail budaya di luar kebiasaan. Penelitian ini bertujuan meneliti mengenai pola komunikasi terkait dengan culture shock yang dialami para perantau etnis Minangkabau dengan pengukuran pada akulturasi, asimilasi, dan enkulturasi yang dilakukan. Penelitian ini melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara kepada 4 narasumber dengan kriteria purposive sampling yaitu yang dapat menggambarkan culture shock perantau Minangkabau dengan kriteria mahasiswa pada tahap awal dan pada tahap akhir sehingga dapat direlasikan perkembangan culture shock yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para perantau etnis Minangkabau melakukan proses akulturasi, asimilasi, dan enkulturasi dalam menghadapi culture shock, dengan dominasi pola komunikasi pada enkulturasi. Para etnis Minangkabau sebaiknya tetap aktif dalam komunitas Minangkabau agar tetap mempertahankan dan mewarisi kemampuan bahasa dan budaya Minangkabau kepada generasi selanjutnya mengingat perantau etnis Minangkabau sudah merasa nyaman tinggal di perantauan. Namun, tetap harus melakukan asimilasi, akulturasi, dan enkulturasi sebagai proses adaptasi pada budaya setempat. Rekomendasi lainnya adalah dalam membahas pola komunikasi menggunakan teori lain seperti power distance index, individualism v collectivism, atau masculinity v femininity dan penelitian mengenai pola komunikasi perantau etnis Minangkabau yang berasal dari rural.

Actions (login required)

View Item