PENGARUH PENGGUNAAN SENSOR UNIT RACING PADA SEPEDA MOTOR HONDA SONIC 150 R TERHADAP PERFORMA MESIN

HAMJAH, LUKI (2022) PENGARUH PENGGUNAAN SENSOR UNIT RACING PADA SEPEDA MOTOR HONDA SONIC 150 R TERHADAP PERFORMA MESIN. Skripsi thesis, Universitas sangga buana YPKP.

	Text 1. COVER.pdf Download (37kB)
	Text 2. LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (65kB)
	Text 3. LEMBAR PERNYATAAN.pdf Download (68kB)
	Text 4. ABSTRAK.pdf Download (3MB)
	Text 7. BAB I.pdf Download (3MB)
	Text 12. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (3MB)
	Text TUGAS AKHIR LUKI HAMJAH.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB)

Abstract

Saat ini peningkatan Engine Performance ( performa mesin ) adalah salah satu hal yang selalu saja menjadi bahan riset untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Saat ini proyek – proyek penelitian ( untuk peningkatan Engine Performance ) mengarah pada peningkatan efisiensi mesin, ekonomis, dan ramah lingkungan sehingga dapat menciptakan mesin yang memiliki tenaga yang besar dengan dimensi yang kecil dan hemat bahan bakar. Dalam sistem PGM FI salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas sinyal tegangan rendah dan tegangan tinggi pada sensor- sensor PGM FI, sehingga ECM tepat dalam menentukan, mengontrol, dan meningkatkan sejumlah bahan bakar yang disemprotkan selama akselerasi dan waktu pengapian berdasarkan sensor dan komponen yang bekerja. Honda Sonic 150 R mengaplikasikan penggunaan sensor Unit racing. Sensor ini berfungsi untuk meningkatkan performa mesin pada saat akselerasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan spek dan kualitas dengan menggunakan sensor Unit Racing di bandingkan dengan menggunakan sensor Unit Standart pabrikan terhadap daya dan peforma mesin pada sepeda motor Honda Sonic 150 R. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh hasil data yang diperlukan maka penulis menggunakan metode eksperimen. Eksperimen dilakukan pada beberapa kondisi putaran mesin ( 1500 rpm, 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, 7000 rpm, 8000 rpm, 9000 rpm ). Pengujian dilakukan pada tiap – tiap putaran rpm mesin baik yang menggunakan Sensor Unit Racing dan menggunakan Sensor Unit Standart dilakukan sebanyak 3 ( tiga ) kali pengujian, yang bertujuan untuk mendekati kevalidan. Setelah data diolah dan digambarkan dalam bentuk tabel dan grafik. Daya yang dihasilkan pada sepeda motor yang menggunakan Sensor Unit Racing pada grafik dyno menunjukkan hasil data nilai tertinggi sebesar 14,5 hp pada rpm 9000, sedangkan daya yang dihasilkan pada dari sepeda motor yang menggunakan Sensor Unit Standar yang abnormal menunjukkan hasil data nilai yang terendah sebesar 11,5 hp pada rpm 9000. iv Setelah menggunakan sensor unit racing ada kenaikan daya sebesar 3 hp dari sensor unit standar normal yang menghasilkan daya sebasar 14,2 hp. Torsi yang dihasilkan pada sepeda motor yang menggunakan Sensor Unit Racing pada grafik dyno test, menunjukkan hasil data nilai tertinggi sebesar 9,9 N.m pada rpm 9000, sedangkan torsi yang dihasilkan pada dari sepeda motor yang menggunakan Sensor Unit Standar Abnormal menunjukkan hasil data nilai terendah sebesar 8,1 N.m pada bukaan gas rpm 9000. Setelah menggunakan sensor unit racing ada kenaikan torsi sebesar 4 N.m dari sensor unit yang standar normal yang mengahasilkan torsi sebesar 9,5 N.m. Dengan menggunakan Sensor Unit racing ada kenaikan power sebesar 3 hp dan kenaikan torsi sebesar 4 N.m Debit aliran bahan bakar yang dihasilkan pada sistem PGM FI sepeda motor yang menggunakan Sensor Racing lebih stabil sesuai dengan kebutuhan mesin di lihat dari tabel. Dengan menggunakan sensor unit racing rata – rata debit aliran bahan bakar pada injektor sebesar 2.803 ms dan yang menggunakan sensor unit standar normal rata – rata 3.353 ms. Dapat disimpulkan menggunakan sensor unit racing bahan bakar lebih hemat dan daya & torsi lebih besar dilihat dari grafik hasil dari dyno test

Actions (login required)

View Item