ANALISA KINERJA BELANJA DAERAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS PENDUDUK (Pendekatan Indeks Prestasi Manusia (IPM)) DI Kota Bandung

Rustandi, Bambang (2017) ANALISA KINERJA BELANJA DAERAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS PENDUDUK (Pendekatan Indeks Prestasi Manusia (IPM)) DI Kota Bandung. Universitas Sangga Buana.

Text 5 ipm kota bandung_merged-1.pdf Download (987kB)

Abstract

Abstrak Penelitian ini disusun dilatarbelakangi dengan semangat bahwa Belanja Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kota Bandung diharapkan mampu menjadi pengungkit lebih sejahteranya masyarakat Kota Bandung. Dari tahun ke tahun APBD Kota Bandung terus meningkat baik dari unsur Pendapatan Daerah yang terdiri dari DAU, DAK dan PAD. Begitu pula dengan Belanja Daerah terdapat peningkatan baik Belanja aparatur, belanja wajib (Pendidikan, Kesehatan dan Belanja untuk kemampuan meningkatkan daya beli masyarakat) dan belanja lainnya. Sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah dari data BPS Kota Bandung, BPS Jawa Barat, PPID Kota Bandung dan data lainnya yang relevan. Data APBD yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahun 2014 dan tahun 2015. Dalam penelitian ini pengukuran indicator IPM, peneliti menggunakan indicator yang digunakan oleh UNDP. UNDP membagi kelompok IPM ke dalam tiga golongan yaitu rendah (kurang dari 50), sedang atau menengah (antara 50-80), dan tinggi (80 ke atas). . Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2015, menunjukkan bahwa pendapatan daerah sebesar Rp 5.098.071.916.848,00,- atau 93,45%. dari target pendapatan Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 5.455.361.616.094,00,- Apabila dibandingkan dengan realisasi pendapatan Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp4.953.940.629.444,00,- maka mengalami kenaikan sebesar Rp 144.131.287.404 atau 2,9%. Realisasi belanja Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 5.201.938.207.165,- atau 79,38%. Dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp6.553.368.797.049,00,- Apabila dibandingkan dengan realisasi belanja Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp 4.435.589.826.032,00,- maka mengalami kenaikan sebesar Rp 766.348.381.133 atau 17,28%. Dengan demikian, berdasarkan realisasi pendapatan dan realisasi belanja Tahun Anggaran 2015 tersebut diperoleh deficit APBD sebesar Rp (103.866.290.317,00,-). Pembiayaan Tahun Anggaran 2015 menghasilkan nilai pembiayaan netto sebesar Rp 1.098.007.180.955,00,- yang diperoleh dari penerimaan pembiayaan sebesar Rp 1.213.007.180.955,00,- dikurangi pengeluaran pembiayaan sebesar Rp115.000.000.000,00,- sehingga diperoleh sisa lebih pembiayaan anggaran per 31 Desember 2015 sebesar Rp 994.140.890.638,00,-. Penyerapan belanja daerah Pemerintah Kota Bandung Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar 79,38%. Rendahnya tingkat penyerapan tersebut bukan disebabkan karena bidang terkait idikator IPM,namun terkait bidang pengadaan saran prasarana diluar kepentingannya dengan IPM. Kota Bandung Meraih IPM pada tahun 2015 sebesar 79,67 dan pada tahun 2014 sebesar 78,98. Dengan demikian Belanja daerah tahun 2015 memberikan kontribusi secara substansial kepada peningkatan IPM sebesar 0,69. Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Daerah Kota Bandung tahun 2015 yaitu sebesar Rp 5.201.938.207.165 tealh mampu memberikan kontribusi kepada peningkatan IPM sebesar 0,69. Secara parsial kontribusi APBD Kota Bandung tersebut yang terbesar adalah untuk Indikator IPM tahun 2015 bidang Kesehatan berupa Angka Harapan Hidup (AHH) sebesar 73,82 selanjutnya bidang Pendidikan (Harapan Lama sekolan 13,33 dan rata rata lama sekolah 10,52) dan daya Beli sebesar 15,609. IPM Kota Bandung menurut golongan yang distandarisai oleh UNDP termasuk pada golong Menengah dengan nilai IPM sebesar 79,67 hal ini menunjukkan bahwa rata rata pada umumnya masyarakat kota Bandung memperoleh kecukupan dan Pendidikan, Kesehatan dan Kemampuan Daya Belinya. Kata Kunci : Keuangan Daerah, Kota Bandung, Belanja Daerah, IPM, Kualitas Hidup Manusia.

Actions (login required)

View Item